Grab this Widget ~ Blogger Accessories

Monday, August 10, 2009

Puisi -puisi karya AS. Zuhri

Syairsyair karya AS. Zuhri

MANUSIA BERSAYAP

terbang kian ke sana ke mari

mengintari seluruh isi bumi

dengan barisan hijau dedaunan

hingga hamparan deru kebisingan

 

mencari muara berlabuh

sebagai tambatan hati

dari arti cinta sejati

bukan sekejab mata

 

mengisi ruang di jiwa

mengukir kebinaran mahligai

menitih anugrah tercipta

terlepas dari jubah tersemat di raga

menjadikan penghalang berpandang

 

manusia bersayap terdiam

lelah dalam masa penantian

berpangku tangan di sisi ingatan

waktu tak beri jawaban

 

berharap dalam pelukan

dengan sejuta kenangan

berikan cerita semourna

demi masa yang terbentang

 

 


DARI BOJONEGORO KE BLOK CEPU

angin merangkul berangkat

dari bojonegoro ke blok cepu

berpegang pada satu sebuah impian

dari kejauhan menyala perapian

menjulang tinggi menembus kayangan

 

 

senja basah meredakan barisan dedaunan

di antara ranting-ranting mengering

usang termakan oleh masa

 

hati menyimpan naluri

di atas hamparan nan luas

jiwa menyimpan angan

mengejar harapan melayang ke awan

menyekap rasa dalam keberanian

 

bintang berkelakar dengan alam

di pangkuan malam kesuyian

warnai serangga bisingkan

sayap-sayap di sisi suasana

di mana berpijak tiap waktu

 

bersenda dengan sepadan

tempo merdu alunan

memberi arti setapak suara

terdengar untuk menjadikan

masa ke indahan terlewati


PADA MU

kau letakan mawar gadis

di tengah hamparan belatara

antara semak-semak

barisan hijau dedauanan

tersingkirkan deru mesin mendera

 

polos akan kecantikan

alam yang selalu menyatu

dalam raga di saat busana

membelah keinginan

untuk semua cinta

 

 

berdendang di atas bongkahan batu

bersanding di pinggir air

deras arus suara mengalir

bersenandung semilir kerinduan

belaian tangan pujaan hati

 

harapan adalah mimpi

tertahan di alam angan

akan semua isi naluri

bercerita pada waktu

 

bertanya di mana sadaran

tambatan terakhir untuk dapat

melabuhkan dalam mahligai

membagun terlihat oleh mata

 


SAJAK UNTUK ALAM

celoteh katak bersautan

di antara arus deras

iringi suara serangga gesekan sayap

terselip antara belahan kulit bumi

 

berterbangan cahay lilin kecil

hingga di ranting

oelah batu tempat sandaran

 

kelelawar berjubah hitam

berterbangan mengikuti naluri

mengisi rongga yang kosong

 

sepasang mata tajam mengintai

berbulu lebay dududk terdiam

terkadang mengumandangkan suara

 

dalam pelukan malam

di bawah pangkuan rembulan

bersama binary-binar bintang

tergantung di langit biru

 

anak manis berteriak kencang

mencari induk tak punya akal

rindu akan kehangatan

 

kucing bercengkrama

di antara semak-semak

terpontang-panting

mencari sesuatu di dalam hati

 


DUA SERANGGA

di antara menteri perbukitan

tumbuh rerumpunan hijau

dari benih-benih cinta

bunga tertanam di pinggiran

 

merekah warna terpancar

semerbak aroma ke anggunan

tercium dari sisi sudut

akan ke elokan tangkai

 

melur kelopak terdiam

terhempas angin surga

melambungkan suasana

berharap rintik hujan

selalu menyinari ke gersangan

 

puing-puing terjal sandungan

dalam laku tak tersapa

kepolosan akan putih lidah

 

dua serangga penghisap

selalu mengintari di ruang

saling beradu sayap

merdukan suara bergema

 

memberi makna untuk manghingap

mendapatkan pijakan bersanding

dalam mahkota kesucian

terselimuti ruang kehampaan

 

 


ANAK SULUNG SANG PERAWAN

aku adalah anak sulung

yang hidup di pinggiran

hamparan kelam selimuti

terbawa arus deras derap waktu

 

mendera mengarah ke satu sisi

naluri putih berbisik

ruang kosong menaruh harapan

selalu inginkan perasaan

melingkar dalam dimensi

 

sang perawan di sanding

purnama selalu menyinari

cahaya mustika menemani

wangi aroma mengerumuni

memutari tempat bersandar

 

bersila merenungi sunyi

dengan wajah berseri-seri

beberapa angan meraih mimpi

merubah dapat tersentuh

 

di atas batu berkilau

antara rerumpunan hijau

tersinggahi hasrat akan arti cinta

tersemat dalam raga

kepolosan akan kasih sayang

 

 


GADIS DESA

dududk bersipu terpaku

bersimpul tangan putih

di pangkuan rembulan malam

gadis desa bersanding

dengan lentera badai menyala

 

bersandar lempengan gelam

antara bangku-bangku panjang

gelapnya suasan sekitar

di celah-celah kesunyian

 

dering sayap-sayap serangga

berjatuhan di sisi pendengaran

saling beradu akan ke elokan

suara yang terselip

 

seiring lampu lilin-lilin kecil

berterbangan kian ke sana ke mari

mengikuti ke hendak hati

hingga terjatuh mati

 

bercerita tentang kerinduan

akan anugrah keindahan

setiap sanjungan pelukan

tercipta dari cinta sejati

 

 


BAL DAN SEM

bal dan sem adalah tempat bersandar

secuil keinginan telah terukir

terbawa arus deras waktu

derap laju bbegitu cepat

bergulir tak pernah terasa

 

dari jejak tersimpan

nama bidadari bersapa

di persimpangan kesenjangan

dalam detik ingatan

sempat terlupakan sejenak

 

sepadan saling berkelakar

untuk dapat menyematkan

mengugah naluri ingin kembali

mengebahkan sayap itu yang terjadi

 

berpangku tangan sisi hati

menaruh harapan tak pasti

tapi tak pernah tersadari

sukar di mengerti dari ucapan

terjemahkan sejuta angan

 

manis pahit terlewati

hanya sekelip mata

sesal datang saat terbuka

semua ungkapan terluapkan

selama ini tersimpan

 

 

 

 

 

 

 

JIWA

bukan mati sebenarnya

itu yang telah terjadi

meninggalkan segala

tersemat di diri

menuju nirwana tercari

 

raga yang indah

tumpukan mutiara terlilit permata

sanjungan setiap pijakan

buaian dalam peraduan

barisan pengharum suasana

 

tak mampu lagi menemani

menembus di mensi kasat mata

tak dapat bertatap pandang

dengan seutuhnya

 

terasa terbungkam mulut

kaku bila ingin berucap

bersuara tapi hampa

mendengar tak menjawab

 

tergolek tak mampu bergerak

sejengkal dalam ruang sempit

kesendirian yang baru tersentuh

mengenal setiap sisi sudut

waktu akan terjalani


MENIKAM NALURI

terdengar suara lengkingan

tinggi senandung mengetarkan

di antara tumpukan angan

dari dekat terpampang perapian

 

tumpukan daun-daun kering

di tepi sendang belantara

berikrar melingkarkan rasa

hijau semak yang rindang

dalam kotakan sebuah harapan

 

berucap tak terdengar

tiap barisan kata tak

meronta tak bisa bergerak

terpasung jejak di persimpangan

 

tak ubahnya pantung

menikam naluri dalam hitungan

pisau tumpul mensayat

membelah isi hati

 

terbungkus cerita cinta

membungkam goresan luka

dalam lilitan sanjungan

ke tiadan tirai keindahan

 

 


BUNGA PERAWAN

di tepi telaga yang jernih

akan mata air mengenang

di antara daun-daun rindang

menyejukan sekitar lingkup

 

hawa dingin masih suci

tak bisa tersentuh deru mesin

menyelimuti nafas terhelang

dalam rongga hisapan

 

duduk terpaku bunga perawan

warna terpancar membelah mata

di atas batu hitam peka

terpercik sentuhan alam

 

bersanding dekat perapian

berdendang senandung lirih

bait-bait tentang cinta

bercerita patah arang

 

puing-puing berserakan

sungguh tak bisa terkemasi

dalam luka nan setapa

di hamparan tandus

inginkan siraman bitiran asmara

ke setiaan ucapan perkataan

0 komentar:

Design by TOMMY KURNIANSYAH